Setiap pernikahan dalam Islam membutuhkan mahar sebagai bagian dari syarat sah akad nikah. Banyak orang masih menganggap mahar sebagai sesuatu yang harus mewah atau berharga tinggi. Namun, Islam tidak mengajarkan hal itu. Justru sebaliknya, Rasulullah ﷺ menganjurkan mahar yang ringan dan tidak memberatkan.
Agar kamu bisa memilih mahar terbaik, mari pelajari prinsipnya dalam Islam dan temukan bentuk mahar yang tepat.
1. Memahami Makna Mahar
Pertama, kamu perlu memahami makna mahar dalam Islam.
Mahar adalah pemberian dari calon suami kepada calon istri sebagai bentuk penghargaan, bukan harga. Islam menetapkannya sebagai rukun nikah, sehingga pria harus menyerahkannya dengan penuh tanggung jawab.
Mahar mencerminkan niat tulus dan kesiapan pria dalam membina rumah tangga. Dengan kata lain, mahar menjadi simbol keseriusan dan komitmen, bukan sekadar formalitas.
2. Prinsip Mahar Terbaik Menurut Ajaran Islam
Selanjutnya, mari pahami prinsip yang Rasulullah ﷺ ajarkan.
Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:
“Sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah (ringan).”
(HR. Abu Dawud)
Dengan prinsip ini, Islam menunjukkan bahwa kemudahan jauh lebih penting daripada kemewahan. Rasulullah ingin umatnya tidak kesulitan menikah hanya karena tidak mampu menyediakan mahar tinggi. Maka, pria sebaiknya menyesuaikan mahar dengan kemampuannya.
3. Contoh Mahar Terbaik di Zaman Rasulullah ﷺ
Sejak zaman Nabi, umat Islam sudah mempraktikkan bentuk mahar yang sederhana namun bermakna. Beberapa contohnya antara lain:
-
Cincin dari besi
Seorang sahabat pernah menikah hanya dengan cincin besi, dan Nabi ﷺ menyetujuinya. -
Mengajarkan Al-Qur’an
Nabi ﷺ juga membolehkan seorang pria menikah dengan menjadikan pengajaran Al-Qur’an sebagai maharnya. -
Perlengkapan ibadah
Seperangkat alat salat menjadi bentuk mahar yang umum hingga kini, karena menunjukkan niat membangun rumah tangga berdasarkan iman.
Dari sini, kamu bisa melihat bahwa nilai mahar tidak harus tinggi, asalkan penuh keikhlasan dan kesepakatan bersama.
4. Bentuk Mahar yang Direkomendasikan Saat Ini
Saat ini, banyak pasangan memilih bentuk mahar yang tetap sesuai dengan nilai Islam. Beberapa bentuk yang direkomendasikan meliputi:
-
Uang tunai atau logam mulia
Praktis dan mudah dihitung, cocok untuk berbagai kalangan. -
Perlengkapan ibadah
Seperti mukena, sarung, sajadah, atau Al-Qur’an, yang mencerminkan kesiapan spiritual. -
Amalan ibadah
Seperti hafalan surat pendek, janji umrah bersama, atau pengajaran ilmu agama.
Dengan memilih bentuk mahar yang sesuai kebutuhan dan nilai spiritual, kamu tidak hanya meringankan beban, tetapi juga menambah keberkahan.
5. Cara Menentukan Mahar yang Ideal
Untuk menentukan mahar terbaik, kamu perlu berdiskusi dengan calon istri secara terbuka. Hindari tekanan dari keluarga atau lingkungan yang menetapkan standar mahar berdasarkan gengsi. Sebaliknya, fokuslah pada makna dan kemampuan.
Jika kamu merasa tidak mampu memberikan mahar mahal, sampaikan dengan jujur. Dalam Islam, kejujuran jauh lebih dihargai daripada formalitas palsu.
6. Menghindari Mahar Berlebihan
Sayangnya, banyak orang masih terjebak dalam budaya yang menuntut mahar tinggi sebagai simbol status. Islam justru memperingatkan agar tidak mempersulit pernikahan. Rasulullah ﷺ ingin umatnya menikah dengan mudah dan penuh keberkahan, bukan dengan beban yang tidak realistis.
Oleh karena itu, kamu sebaiknya memilih jalan yang lebih ringan dan masuk akal. Jangan biarkan gengsi mengalahkan keberkahan.
Kesimpulan
Mahar terbaik dalam Islam bukan yang paling mahal, tetapi yang paling ringan dan penuh keikhlasan. Rasulullah ﷺ telah memberikan contoh nyata bahwa kesederhanaan bisa membawa lebih banyak keberkahan dalam pernikahan.
Jadi, pilihlah mahar yang sesuai kemampuanmu, bermanfaat bagi pasanganmu, dan mengandung nilai ibadah. Dengan begitu, kamu bisa membangun rumah tangga yang dimulai dari niat yang bersih dan benar.
