Dalam tradisi pernikahan Indonesia, banyak orang masih menyamakan seserahan dengan mahar. Meskipun keduanya berasal dari pihak pria dan ditujukan kepada calon mempelai wanita, keduanya memiliki fungsi, makna, dan kedudukan yang berbeda. Oleh karena itu, kamu perlu memahami perbedaannya agar tidak salah dalam mempersiapkan pernikahan.
1. Pengertian
Mari kita mulai dari pengertiannya.
Mahar adalah pemberian wajib dari pria kepada wanita sebagai syarat sahnya pernikahan dalam ajaran Islam. Pria harus menyerahkan mahar dengan ikhlas sebagai bentuk keseriusan.
Sebaliknya, seserahan merupakan pemberian yang mengikuti tradisi dan adat istiadat. Pihak pria biasanya membawa berbagai barang yang mencerminkan tanggung jawabnya sebagai calon suami.
2. Status Hukum
Dalam Islam, hukum mahar bersifat wajib. Tanpa mahar, akad nikah tidak dianggap sah. Setiap pria Muslim harus menyiapkan mahar sesuai kesepakatan.
Di sisi lain, hukum tidak mewajibkan seserahan. Tradisi dan budaya yang membentuk kebiasaan ini. Keluarga bisa memilih untuk melakukannya atau tidak, tergantung kesepakatan bersama.
3. Waktu Penyerahan
Waktu penyerahan mahar dan seserahan juga berbeda.
Pria memberikan mahar saat ijab kabul berlangsung, dan penghulu biasanya menyebutkan nilainya secara langsung di depan para saksi.
Sementara itu, pria membawa seserahan sebelum akad nikah, biasanya saat prosesi lamaran atau menjelang hari pernikahan. Keluarga mempelai pria menyerahkan seserahan dalam bentuk hantaran yang telah dihias rapi.
4. Isi dan Bentuk
Pria bisa memberikan mahar dalam bentuk uang tunai, emas, seperangkat alat salat, atau benda bernilai ibadah. Beberapa pasangan memilih mahar unik, seperti karya seni, puisi, atau hafalan surat Al-Qur’an.
Sebaliknya, pria biasanya memilih isi seserahan yang lebih praktis, seperti pakaian, peralatan mandi, kosmetik, makanan tradisional, hingga perlengkapan rumah tangga. Barang-barang ini menunjukkan kesiapan pria dalam menjalani kehidupan rumah tangga bersama pasangannya.
5. Makna dan Simbol
Mahar menunjukkan komitmen spiritual pria terhadap wanita yang dinikahinya. Dalam ajaran Islam, mahar menjadi bentuk penghargaan dan tanggung jawab yang tidak boleh diabaikan.
Sementara itu, seserahan melambangkan kesiapan pria dalam hal ekonomi dan sosial. Barang-barang seserahan mencerminkan niat baik untuk merawat, memenuhi kebutuhan, dan menghargai calon istri.
6. Asal Usul: Agama vs. Budaya
Islam mengatur mahar sebagai bagian dari rukun nikah. Setiap pernikahan dalam Islam harus melibatkan mahar, tanpa memandang budaya atau latar belakang etnis.
Sebaliknya, masyarakat membentuk tradisi seserahan melalui budaya lokal. Adat Jawa, Sunda, Bali, hingga Bugis memiliki variasi isi dan bentuk seserahan yang berbeda. Setiap daerah merayakan seserahan dengan caranya masing-masing.
Kesimpulan
Mahar dan seserahan memiliki fungsi yang berbeda.
Mahar menjadi syarat sahnya akad nikah menurut agama, sedangkan seserahan melengkapi prosesi budaya pernikahan. Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa menyiapkan pernikahan dengan lebih bijak—baik secara spiritual maupun sosial.
Jangan ragu untuk berdiskusi dengan keluarga dan calon pasangan agar semua proses berjalan lancar dan sesuai harapan. Pernikahan bukan hanya soal tradisi, tapi juga soal komitmen dan kesiapan.