Seserahan Pernikahan Katolik: Makna, Isi, dan Penyajiannya

Seserahan katolik

Dalam tradisi pernikahan Katolik, seserahan bukan sekadar simbol materi, tetapi juga bentuk penghormatan, kasih, dan kesiapan membina rumah tangga. Meskipun seserahan lebih dikenal dalam budaya adat, banyak pasangan Katolik kini menggabungkan elemen ini ke dalam prosesi pernikahan sebagai bentuk pelestarian budaya dan wujud kasih sayang antar keluarga.

1. Makna Seserahan dalam Pernikahan Katolik

Dalam konteks Katolik, pernikahan adalah sakramen kudus yang melambangkan perjanjian suci antara suami, istri, dan Tuhan. Oleh karena itu, seserahan bukan hanya hadiah simbolis, tetapi juga bisa mencerminkan kesiapan moral dan spiritual pasangan untuk hidup dalam kasih dan iman.

Berbeda dengan adat yang menekankan simbol budaya, seserahan dalam pernikahan Katolik lebih fleksibel. Pasangan dapat menyesuaikan isi dan bentuk penyajiannya, selama tetap bermakna dan sopan.

2. Isi Seserahan Pernikahan Katolik

Isi seserahan dapat bervariasi tergantung pada nilai keluarga, adat lokal, dan kesepakatan bersama. Namun, secara umum, berikut adalah beberapa item yang biasa disertakan:

  • Kitab Suci (Alkitab): Sebagai simbol kehidupan yang berlandaskan firman Tuhan.

  • Rosario atau Salib: Melambangkan iman Katolik dan harapan agar pasangan tetap teguh dalam doa.

  • Pakaian dan perlengkapan pribadi: Menunjukkan tanggung jawab dan kesiapan memulai hidup bersama.

  • Perhiasan atau mahar: Bentuk penghargaan dan tanda cinta kasih.

  • Makanan atau kue tradisional: Sebagai lambang harapan rezeki yang lancar dan rumah tangga yang penuh berkat.

Meskipun tidak ada aturan baku, banyak pasangan Katolik memilih isi seserahan yang menggabungkan makna religius dan nilai kekeluargaan.

3. Tata Cara dan Penyajian

Dalam upacara Katolik, seserahan biasanya diserahkan secara informal sebelum pemberkatan pernikahan, atau saat pertemuan keluarga. Tidak seperti adat Jawa atau Sunda yang memiliki urutan khusus, penyampaian seserahan di pernikahan Katolik lebih fleksibel dan sederhana.

Namun, beberapa pasangan tetap menyelenggarakan momen penyerahan seserahan secara simbolis agar lebih berkesan. Misalnya, dilakukan saat acara tunangan atau satu hari sebelum misa pemberkatan, dengan kehadiran keluarga inti dari kedua belah pihak.

4. Dekorasi dan Penyusunan

Meski sifatnya bebas, kamu tetap bisa menata seserahan dengan rapi dan indah. Untuk dekorasi, gunakan elemen yang mencerminkan kesucian, seperti:

  • Warna putih, emas, atau pastel

  • Ornamen salib kecil, renda, atau bunga segar

  • Kotak akrilik, rotan, atau bingkisan sederhana

Dengan penyusunan yang tepat, seserahan akan tampil anggun sekaligus bermakna.

5. Tips Menyusun Seserahan Katolik

Berikut beberapa tips agar proses penyusunan berjalan lancar:

  • Diskusikan isi seserahan bersama pasangan dan keluarga sejak awal.

  • Pastikan elemen religius seperti Alkitab dan rosario mendapatkan tempat yang layak.

  • Pilih dekorasi yang sederhana namun elegan, sesuai dengan nilai Katolik.

  • Jangan lupa menyelipkan pesan atau doa singkat yang menyentuh hati.

Dengan pendekatan yang tepat, seserahan akan menjadi salah satu bagian yang mempererat hubungan dua keluarga dalam kasih Kristus.


Penutup

Seserahan dalam pernikahan Katolik mungkin tidak bersifat wajib, namun tetap dapat menjadi bagian yang indah dan bermakna. Dengan memilih isi yang tepat dan menatanya dengan penuh kasih, pasangan bisa menyampaikan rasa cinta, tanggung jawab, dan komitmen kepada keluarga dan Tuhan.

About the Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like these