Bayangkan kalau isi seserahan bisa bicara. Mungkin mereka akan bersuara saat kamu menyusunnya dengan terburu-buru, atau saat kamu memilih barang hanya karena ‘kata orang’—bukan karena memang bermakna.
“Jangan asal pilih aku!” begitu mungkin jeritan kecil dari mukena yang kamu beli mendadak, tanpa tahu apakah calon istri suka bahannya atau tidak.
Seserahan bukan pajangan belaka. Ia mewakili cinta, perhatian, dan kesiapan. Maka dari itu, jangan perlakukan seserahan seperti daftar belanja kilat yang hanya harus ‘lengkap dan cantik’. Mari kita dengar pesan diam-diam dari isi seserahan, kalau saja mereka bisa bicara…
1. “Kenali aku sebelum memilihku!”
Barang-barang seserahan seharusnya tidak sekadar memenuhi daftar wajib. Kenali dulu kebiasaan, selera, dan kebutuhan calon istrimu. Jika dia tidak pernah memakai lipstik, lalu kenapa kamu memasukkannya ke dalam seserahan?
Sebaliknya, dengan memilih barang yang sesuai gaya dan kebutuhan pasangan, kamu menunjukkan bahwa kamu memperhatikan hal-hal kecil yang penting.
2. “Aku bukan tentang harga, tapi tentang makna.”
Tidak semua isi seserahan harus mahal. Banyak pasangan terjebak dalam anggapan bahwa semakin mahal, semakin baik. Padahal, barang sederhana seperti jilbab favorit, buku yang sering ia cari, atau sabun dengan aroma kesukaannya bisa jauh lebih bermakna.
Terlebih lagi, barang-barang itu akan sering ia gunakan, dan setiap kali memakainya, ia akan teringat pada niat baikmu.
3. “Jangan pilih aku karena ‘ikut-ikutan’.”
Hanya karena orang lain menambahkan alat masak lengkap, bukan berarti kamu harus ikut. Setiap hubungan unik, begitu pula dengan kebutuhan calon istrimu. Jika ia lebih suka hal-hal sederhana, maka seserahan pun bisa disesuaikan.
Sebagai hasilnya, isi seserahan akan terasa lebih personal dan relevan, bukan sekadar formalitas kosong.
4. “Tolong susun aku dengan hati, bukan asal rapih.”
Kamu mungkin menyewa jasa dekorasi seserahan. Tapi, akan lebih berarti jika kamu terlibat langsung dalam memilih dan menyusunnya. Bahkan jika kamu hanya memilih pita atau menuliskan kartu kecil, itu sudah memberi sentuhan personal.
Selain itu, calon istri dan keluarganya akan melihat bahwa kamu tak hanya menyerahkan barang, tetapi juga cinta dan niat baik.
Kesimpulan
Jika seserahan bisa berbicara, mereka tak meminta untuk tampil mewah, tapi dipilih dengan makna. Mereka ingin kamu melihat lebih dari sekadar “apa yang harus ada”—melainkan “apa yang benar-benar penting untuk pasanganmu.”
Jadi, sebelum membeli, bertanyalah: apakah ini mencerminkan rasa cintaku? Apakah ini berguna untuknya? Apakah ini membuatnya merasa dikenal dan dihargai?
Karena seserahan yang dipilih dengan hati akan menyampaikan pesan cinta, bahkan tanpa kata.