Pernikahan Gen Z vs Generasi Sebelumnya: Gaya Berbeda, Tujuan Sama

Pernikahan Gen Z vs Generasi Sebelumnya: Gaya Berbeda, Tujuan Sama

Pendahuluan

Pernikahan merupakan momen sakral yang dirayakan lintas generasi. Namun, cara merayakannya terus mengalami perubahan. Generasi sebelumnya lebih menekankan tradisi dan formalitas, sedangkan Gen Z membawa angin segar dengan pendekatan yang lebih modern, personal, dan digital. Meski berbeda dalam gaya, tujuan utamanya tetap sama: menyatukan dua insan dalam ikatan suci.


Perbedaan Utama Pernikahan Gen Z dan Generasi Sebelumnya

1. Konsep Acara: Formal vs Fleksibel

  • Generasi Sebelumnya:
    Umumnya memilih pernikahan yang megah, lengkap dengan prosesi adat yang panjang, tamu ribuan, dan penyelenggaraan di gedung mewah.

  • Gen Z:
    Lebih menyukai konsep intimate wedding. Mereka mengutamakan kenyamanan dan kebersamaan dengan tamu terbatas. Venue outdoor seperti taman atau rooftop menjadi favorit karena terasa lebih santai dan estetik.

💡 Gen Z ingin tamu merasa seperti bagian dari cerita cinta mereka, bukan hanya penonton pesta.


2. Pendekatan terhadap Tradisi

  • Generasi Sebelumnya:
    Menjalankan tradisi secara lengkap, kadang tanpa mempertimbangkan apakah semua elemen itu relevan atau tidak.

  • Gen Z:
    Tetap menghargai tradisi, tapi memilih untuk menyesuaikannya. Mereka hanya mengambil unsur yang bermakna dan menyusunnya agar lebih ringkas dan relevan.

🧩 Contoh: prosesi siraman tetap dilakukan, tetapi dengan durasi lebih singkat dan kemasan yang modern.


3. Teknologi dan Digitalisasi

  • Generasi Sebelumnya:
    Masih sangat bergantung pada undangan fisik, dokumentasi manual, dan media tradisional.

  • Gen Z:
    Sangat memanfaatkan teknologi. Mereka membuat undangan digital, live streaming acara, hingga menyediakan QR code untuk buku tamu digital. Tak jarang, mereka juga membagikan momen pernikahan dalam bentuk vlog atau konten TikTok.

📲 Pernikahan Gen Z sering dilengkapi hashtag khusus agar tamu bisa ikut berbagi di media sosial.


4. Pemilihan Busana

  • Generasi Sebelumnya:
    Memilih busana adat lengkap dan seragam formal untuk seluruh keluarga besar.

  • Gen Z:
    Cenderung lebih eksploratif. Mereka bisa memakai kebaya modern, setelan simpel, bahkan sneakers untuk kenyamanan, selama tetap menghormati nilai budaya.

🎨 Gen Z lebih suka “gaya yang mewakili diri sendiri”, bukan sekadar mengikuti pakem.


5. Filosofi dan Tujuan Pernikahan

  • Generasi Sebelumnya:
    Fokus pada simbol status sosial dan kebanggaan keluarga.

  • Gen Z:
    Lebih fokus pada makna hubungan dan keberlanjutan rumah tangga setelah pesta usai. Banyak yang memilih pernikahan sederhana agar bisa menabung atau memulai bisnis bersama.

💬 “Lebih baik uangnya untuk DP rumah daripada pesta sehari,” kata banyak pasangan Gen Z.


Kesimpulan

Meski banyak perbedaan, satu hal yang tidak berubah: keinginan untuk membangun rumah tangga yang bahagia dan bermakna. Gen Z membawa pendekatan yang lebih praktis, personal, dan digital—namun tetap menghargai nilai-nilai budaya. Perubahan ini bukan bentuk pemberontakan, melainkan adaptasi terhadap zaman.

Karena pada akhirnya, bukan seberapa besar pestanya, tapi seberapa dalam cintanya.

About the Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like these